Jumat, 14 Oktober 2011

Artikel Lingkungan dan Kesehatan

Pestisida Merusak Lingkungan
Selama ini, kita mengetahui bahwa pestisida sangat berguna dalam membantu petani merawat pertaniannya. Pestisida dapat mencegah lahan pertanian dari serangan hama. Hal ini berarti jika para petani menggunakan pestisida, hasil pertaniannya akan meningkat dan akan membuat hidup para petani menjadi semakin sejahtera. Dengan adanya pemahaman tersebut, pestisida sudah digunakan di hampir setiap lahan pertanian.
Tetapi, dibalik manfaatnya yang besar, akhirnya para peneliti menyadari bahwa pestisida memiliki dampak yang cukup merugikan pada pemakaiannya. Setelah diteliti, pestisida dapat merusak ekosistem air yang berada di sekitar lahan pertanian. Mengapa demikian? Jika pestisida digunakan, akan menghasilkan sisa-sisa air yang mengandung pestisida. air yang mengandung pestisida ini akan mengalir melalui sungai atau aliran irigasi dan dapat menyuburkan ganggang di perairan tempat sungai atau irigasi tadi bermuara.
Dengan suburnya ganggang, dapat mengakibatkan cahaya matahari sulit untuk masu ke dalam danau. Ini mengakibatkan hewan-hewan ataupun fitoplankton tidak mendapat cahaya. Jika fitoplankton tidak mendapat cahaya, maka tidak akan dapat berfotosintesis dan tidak dapat lagi menghasilkan makanan untuk hewan-hewan air.
Selain merusak ekosistem, pestisida juga dapat mengganggu kesehatan terutama kesehatan petani. Drngan seringnya menggunakanpestisida, maka kontak kulit dengan pestisida juga akan semakin sering dan dapat mengakibatkan iritasi kulit. Atau jika pestisida terhirup dan masuk paru-paru, dapat mengganggu kesehatan pernafasan.
Dengan adanya dampak buruk dari pestisida, para petani lebih dianjurkan menggunakan sistem pertanian organik yang tidak menggunakan bahan kimia sama sekali. Tetapi pertanian dengan metode ini juga memiliki resiko yaitu rentan untuk terserang hama. Tetapi hasil dari pertanian ini sanngat sehat dan tidak akan mengganggu kesehatan.
Penelitian lain juga menyebutkan bahwa resiko kanker pada oarang-orang yang merokok disebabkan oleh penggunaan pestisida pada saat menanam tembakau. Jika kita membandingkan orang-orang zaman dahulu, walaupun mereka perokok, tetapi mereka tetap sehat dan tidak mengalami penyakit kanker. Kemungkinan ini disebabkan karena zaman dahulu belum digunakannya pestisida saat menanam tembakau.
Oleh karena itu, para petani diharapkan tidak terlalu banyak menggunakan pestisida dan melakukan pertanian organik. Pertanian organik ini sangat bermanfaat dan tidak memiliki efek samping yang membahayakan bagi lingkungan maupun tubuh.


Penalaran Induktif

PENALARAN INDUKTIF
Penalaran merupakan proses berpikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Dari proses tersebut, penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif. Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan dari sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus atau biasa disebut khusus-umum. Adapun jenis-jenis penalaran induktif terbagi menjadi 3 macam yaitu generalisasi, analogi, dan klausal, akan dijelaskan lebih lanjutnya.
1. Generalisasi
Adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas gejala dan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Dalam generalisasi terbagi juga menjadi tanpa loncatan induktif, dan dengan loncatan induktif.
Ø  Contoh dari generalisasi
-    Manusia membutuhkan air.
-    Hewan membutuhkan air.
-    Tumbuhan membutuhkan air.
* Jadi, semua mahkluk hidup membutuhkan air.
v   Macam-macam generalisasi
1.       Generalisasi sempurna
Generalisasi sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Ø  Contoh: sensus penduduk
2.       Generalisasi tidak sempurna
Generalisasi tidak sempurna adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Ø  Contoh: Hampir seluruh wanita dewasa di Indonesia senang memakai celana legging.

2. Analogi
Adalah cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama atau persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain.
Dari analogi kita dapat membedakannya menjadi beberapa macam :
  1. Analogi meramalkan kesamaan
Ø  Contoh
-    Kehidupan ini seperti roda yang berputar.
-    Roda itu bundar seperti bumi yang bulat dan berputar.
  1. Analogi menyingkapkan kekeliruan
Ø  Contoh
-    Budi walaupun lulusan teknik mesin,tetapi ia tidak dapat memperbaiki mesin.
c.     Analogi Klasifikasi
Ø  Contoh
-    Indah adalah lulusan kedokteran.
-    Indah dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
-    Ari adalah lulusan kedokteran.
* Oleh Sebab itu, Ari dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

3. Klausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Macam hubungan kausal :
1) Sebab- akibat.
-    Andi bekerja dengan profesional sehingga ia bisa naik jabatan.
2) Akibat – Sebab.
-    Dika dipecat oleh bosnya karena ia tidak bekerja dengan baik.
3) Akibat – Akibat.
-    Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah.